Rabu, 01 Juni 2011

PENCEGAHAN KANKER CERVIKS DENGAN IVA

Pencegahan Kanker serviks dengan IVA

Apakah kanker serviks itu?
Kanker serviks adalah kanker leher rahim / kanker mulut rahim yang di sebabkan oleh virus HPV ( H uman Papiloma Virus )
Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit keganasan di bidang kebidanan dan penyakit kandungan yang masih menempati posisi tertinggi sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum perempuan.
Bagaimana gejala dari kanker serviks ?
Pada awal stadium kanker hampir tidak ada gejala, kecurigaan timbul bila ada keluhan keputihan atau mengalami perdarahan setelah berhubungan seksual.
Gejala lanjut dari kanker serviks ini adalah;
-Perdarahan di luar masa haid
- Jumlah darah haid tidak normal
-Perdarahan pada masa menopause ( setelah berhenti haid )
- Keputihan yang bercampur darah atau nanah
Siapa yang beresiko terkena kanker serviks;
- Menikah usia muda
- Melakukan hubungan seks di usia muda
- Berganti – ganti pasangan seks
- Melahirkan banyak anak
- Pasangan ( suami ) yang tidak disunat / di khitan
- Kurang menjaga kebersihan alat kelamin
- Mempunyai riwayat penyakit kelamin kronis
- Sering mengalami keputihan
Apakah kanker serviks bisa disembuhkan?
SEMAKIN DINI KANKER DITEMUKAN KESEMPATAN UNTUK SEMBUH SEMAKIN BESAR
Bagaimana cara deteksi dini kanker serviks?
ada dua cara yaitu dengan metode PAP SMEAR ( mahal ) dan metode IVA ( murah )
Bagaimana metode IVA dilakukan?
Pemeriksaan IVA atau Ispeksi Visual dengan Asam Asetat dilakukan dengan cara mengoleskan asam cuka 3 % sampai dengan 5 % .
Bila terlihat warna putih berarti ada keganasan sel dan bisa berubah menjadi kanker. Pemeriksaan IVA hanya sebentar dan tidak sakit.
Dapat dilakukan di praktek bidan atau puskesmas oleh dokter.
Pengobatan kanker yang memerlukan biaya besar, proses terapi yang tidak mudah, menimbulkan dampak psikologis bagi penderita dan mempengaruhi terhadap seluruh anggota keluarga.
Oleh karena itu sebaiknya sebagai seorang perempuan yang memperhatikan kesehatan diri dan mencintai keluarga berkeinginan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks.
Siapakah yang harus diperiksa kanker serviks?
Perempuan yang sudah menikah dan berumur 30 tahun – 50 tahun tahun. Pemeriksaan di ulang secara berkala setiap satu tahun
Bagaimana persiapan pemeriksaan IVA?
Tidak sedang haid, atas sepengetahuan dan dukungan suami.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati Segera lakukan pemeriksaan kanker serviks melalui pap smear ataupun melalui IVA, SEBAGAI TANDA CINTA PADA KELUARGA.




FAKTOR RESIKO

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks, antara lain
adalah :

1. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda
Faktor ini merupakan faktor risiko utama. Semakin muda seorang perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun.

2. Berganti-ganti pasangan seksual
Perilaku seksual berupa gonta-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi human papilloma virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis dan vulva. Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping.

3. Merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping meropakan ko-karsinogen infeksi virus.

4. Defisiensi zat gizi
Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).

5. Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahun

MENGENALI TANDA-TANDA

Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
2. Perdarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal.
3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause
4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah.
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
6. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
7. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.

Seperti layaknya kanker, jenis kanker ini juga dapat mengalami penyebaran (metastasis). Penyebaran kanker serviks ada tiga macam, yaitu :
1 Melalui pembuluh limfe (limfogen) menuju ke kelenjar getah bening lainnya.
2 Melalui pembuluh darah (hematogen)
3 Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung kencing dan rectum.

Penyebaran jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh limfe terutama ke paru-paru, kelenjar getah bening mediastinum dan supraklavikuler, tulang dan hati. Penyebaran ke paru-paru menimbulkan gejala batuk, batuk darah, dan kadang-kadang nyeri dada. Kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula terutama sebelah kiri.

• Vaksin
Kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang sudah diketahui penyebabnya dan bisa dicegah salah satunya dengan vaksin. Jangan lupa setelah vaksin Bunda juga harus tetap melakukan tes rutin lainnya.

• Pap Smear
Pap smear adalah tes lendir serviks untuk mengetahui ada atau tidaknya sel kanker pada mulut rahim. Kebanyakan pasien datang ke dokter setelah menderita kanker serviks stadium lanjut, maka dari itu lakukanlah tes pap smear setahun sekali secara rutin.

• Ganti celana dalam atau pembalut yang sudah terasa lembab, jangan menunda-nunda karena jamur bisa tumbuh dan akhirnya menyebabkan infeksi.

• Hindari rokok karena resiko kanker serviks lebih tinggi pada perokok aktif

• Tidak melakukan seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Resiko terjangkit infeksi tentunya jauh lebih besar daripada mereka yang hanya berhubungan dengan pasangan tetap.

• Cukupi kebutuhan gizi sehari-hari sebagai upaya menghalau virus tumbuh dalam tubuh. Vitamin A, C E dan asam folat dan sayuran hijau sangat dianjurkan.